Selasa, 01 Oktober 2013

well, you're my eternal sunshine i guess

nobody knows gimana dimensi jarak dan waktu terbentuk
nobody knows kapan jodoh akan datang
somehow gue merasa hidup yang monoton
somehow gue merasa komedi satir bagian hidup gue

kalo gue boleh bilang "aku ini lelaki bertuhan, namun tak bertuan"
mungkin itu ada benarnya, yang menyebabkan banyak pertanyaan
baik yang penting maupun tidak penting muncul di kepala
lo merupakan pertanyaan yang penting-ga-penting
bagi gue...bagi semesta gue heuheu

seharusnya lanjutan diatas adalah "maukah kau menjadi perempuanku"
seharusnya gue dapat berkata lebih riil "sudah, akhiri saja masa lajang lo, ayo sini temani sisa hidup gue"
perkataan-perkataan semacam itu sering bermunculan di kepala
membuat gue selalu mengawang-awang
membayangkan what if yang belum tentu bisa terjadi hehe

pada akhirnya gue hanya dapat berkata klise "nikmatilah masa mudamu, aku akan tetap menunggu di persimpangan jalan"
namun sekali lagi, itu klise nona, heuheuheu

(Depok, 1 menjelang 2 Oktober 2013)

Rabu, 21 Agustus 2013

The Smiths

Pagi ini aku mendengarkan lagu the smiths...
Entah ya yang judulnya "please, please, please, let me get what i want" kerasa banget
Gue selalu menginginkan sesuatu di hidup gue...
Tapi gue sendiri gasadar kalo gue butuh yang ga gue inginkan...
Well menjemukan memang tapi itu paradoks. Seperti manusia bebas memilih tapi dia gabebas di dalam pilihannya...itu yang gue takutin ketika keinginan gue terkabul.
Yah namanya juga hidup hehe..kayak liriknya maroon 5 aja "you always looking for what you want, but sometimes you could looking for what you need"....

Jumat, 26 April 2013

Puan..dirimu masih (kulupakan)

Ada yang rancu dalam pikiranku
Bukan..itu bukan dirimu yang diam
Tapi masih berkaitan, ah entahlah

Diriku menyusuri jalanan, hingga beratus mil
Meninggalkan ibu kota sejenak
Hanya untuk melupakanmu yang muram
Yang diam tanpa alasan jelas

Dalam kebimbangan aku berkelana
Tanpa alasan yang jelas...mungkin sepertimu
Dan ketika dunia sudah ku kelilingi
Tawamu belum kembali..ah entahlah


Senin, 15 April 2013

Ah puan, dapatkah diriku berbicara (atau setidaknya membalas senyumku) ?

Puan, kita memang berbeda
Kau langit, aku bumi
Selalu tidak pernah bertemu
Selalu tidak bisa bersatu

Tapi setidaknya puan...
Bisakah kau menemani kesunyianku
Sejenak sembari menunggu kopi pag
Atau sebelum senja berganti..
Bisakah puan?

Aku tidak meminta banyak
Hanya itu saja
Apakah terlalu tinggi?
Kuharap tidak puan....

Rabu, 20 Maret 2013

teruntuk nona S

Ada yang rancu dimatamu, saat aku menatapnya...
Memangnya siapa dirimu nona? aku benci untuk diam
Ada yang getir dikala kita berdua saja diambang sunyi
Mungkin saja aku masih terlalu naif untuk menyadarinya

Aku sedari beberapa bulan lalu sudah berusaha
Mencoba mendekati dirimu yang dingin
Mencoba merubah keadaan walau terlambat...

Dan aku menyadari keangkuhanku yang sia-sia
Dan aku menyadari kebodohanku yang terlampau bodoh
Untuk menyadari dirimu yang mengacuhkan diriku
Untuk menyadari diriku yang sudah bujang sejak lama


Kamis, 31 Januari 2013

Ada kalanya kegamangan ini membenarkan keadaan

Makin lama saya merasa bahwa saya makin jauh dari kawan-kawan.

Saya merasa timbul jarak yang dahulu tidak kerasa.

Saya merasa bahwa teman-teman kampus diam-diam menyerang saya. Mereka tidak mau berterus terang tapi mengecam dari belakang. Saya tidak mau perduli disini, mungkin saya sombong karena kejujuran saya yang saya berikan kepada mereka, rasanya dibalas dengan gosip.

Yang membuat saya sedih adalah mereka tidak mau berterus terang.

Saya melihat ini semua sebagai "pemberontakan internal".

Ada saatnya saya harus muncul, dan kini saatnya saya harus mundur.

Yang membuat saya merasa "sendiri" sekarang adalah bahwa saya makin tidak dimengerti oleh kawan-kawan.

Tapi saya tidak bisa mengubah kepribadian saya. Saya tidak mau merubah pendirian-pendirian saya selama saya merasa bahwa pendirian saya benar. Dan saya tidak mau menjadi manusia massal.

Barangkali orang-orang seperti saya hanya bisa muncul pada saat-saat krisis.

Kadang saya takut memikirkan masa depan.

Saya mencoba mengadakan introspeksi pada diri saya sendiri. Tidak ada perasaan sedih, tidak ada perasaan menyesal.

Mungkin juga semuanya ini semacam tanda bahwa dunia saya telah berlainan.

Senin, 21 Januari 2013

Mencoba Merayu VIII

Matamu adalah telaga. 
Kala menatapnya, rindu berteriak, 
dengungnya akan terasa; 
menghujamkan dada dengan kesedihan.

Tiba-tiba aku di udara. 
Menjadi balon penuh warna, 
lalu pecah 
ketika tajam kata-katamu menyentuh dengan sengaja.

Di balik dadaku, kau pecah jadi seribu. 
Kadang meleleh jadi tangis rindu, 
di lain hari menghujam bagai sembilu.

Meski meluluhkan hatimu adalah sekeras memecah batu, 
seperti belajar dari air, 
cintaku akan terus menetes di hatimu.

Tangkupkan tanganmu pada getir sajakku, 
dan kau akan tahu kenapa aku setia merawat kepedihanku.

Jumat, 11 Januari 2013

Sebuah dini hari yang sunyi

Ada suatu pagi, dimana pagi pun masih terlalu gelap, diriku masih terjaga di depan layar monitor dan menatap ke arah dunia luar, lalu tetiba tanpa sadar aku mengetikkan pesan kepada dirinya, dirinya yang dulu aku lupakan, yang aku biarkan untuk terdiam disudut khayalan karena aku sudah menyerah kepada takdir. Hina dina menyelimuti hati karena jemariku terus menerus mengetikkan pesan kepadanya, ah kubiarkan saja angin yang menyapa dirinya terlebih dahulu, bukankah aku sudah menyerah kepada takdir? Namun ternyata dirinya membalas pesan tersebut, kami pun mengobrol, hanya saja untuk 2 kali percakapan dan dia sudah off, aih nona manis, saya masih senyum-senyum sendiri di depan komputer semenjak percakapan tersebut.